Kalimat
A. Hakikat Kalimat
Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain,(Keraf,2004:38).
Unsur kalimat terdiri dari kata, frasa, dan klausa. Fungsi-fungsi didalam kata dan frasa terdiri dari,yaitu:
1. Subjek (S) Atau sering disebut sebagai pelaku kegiatan umumnya berupa kata nomina.
2. Predikat (P) Kata penjelas dari subjek yang umumnya berupa kata sifat, kata kerja, kata ganti, kata bilangan, kata benda. Fungsinya sebagai jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana.
3. Objek (O) Sesuatu yang dikerjakan subjek dan pemerinci kegiatan dari predikat.
4. Pelengkap (Pel) Bagian kalimat yang berfungsi sebagai pelengkap namun tidak bisa menduduki posisi Objek.
5. Keterangan (K) Bagian dari kalimat yang berfungsi sebagai penjelas.
Ada berbagai jenis keterangan, berdasarkan maknanya, yaitu:
a. Keterangan Waktu
b. Keterangan Tempat
c. Keterangan Tujuan
d. Keterangan Alat
e. Keterangan Penyerta
f. Keterangan Cara
g. Keterangan Sebab
h. Keterangan Kesalingan
i. Keterangan Similatif
B. Jenis – Jenis Kalimat
1. Menurut Jumlah Klausanya Berdasarkan jumlah dan jenis klausanya kalimat dibedakan menjadi:
a. Kalimat Tunggal Kalimat yang terdiri dari satu klausa.
Contoh : Bapak memancing ikan.
b. Kalimat Bersusun Kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas dan sekurang-kurangnya satu klausa terikat.
Contoh : Bapak memancing ikan karena bapak sedang ada waktu luang.
c. Kalimat Majemuk Kalimat gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.
Terdiri dari satu klausa tunggal dan beberapa klausa bebas. Kalimat majemuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Kalimat Mejemuk Setara Kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih dan kedudukan kalimatnya sederajat.
Contoh : Dia sangat dermawan, sekaligus suka menolong sesama.
2) Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat yang klausa pembentuknya tidak setara karena klausa keduanya berkedudukan sebagai penjelas klausa pertama.
Contoh : Aku pulang, ketika ayah berangkat bekerja.
2. Menurut Struktur Internal Klausa Utama
a. Kalimat Sempurna Kalimat yang dasar terdiri atas sebuah klausa bebas.
Contoh : Ayahnya bertani, ibunya berkebun, dan pamannya beternak buaya.
b. Kalimat Tidak Sempurna Kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa terikat atau sama sekali tidak mengandung struktur klausa. Misalnya dalam kalimat percakapan dialog, kalimat langsung. -“Sungai Bengawan Solo.”
3. Menurut Jenis Responsi yang Diharapkan
a. Kalimat Pernyataan Kalimat yang diutarakan untuk menyampaikan informasi tanda berharap ada timbal balik.
b. Kalimat Pertanyaan Kalimat yang dibuat untuk memperoleh responsi berupa jawaban.
c. Kalimat Perintah Kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi berupa tindakan atau perbuatan.
4. Menurut Sifat Aktor-Aksi
a. Kalimat Aktif Kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku.
Contoh : Saya membaca buku.
b. Kalimat Pasif Kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita.
Contoh : Kaki kanan kakak dioperasi oleh dokter.
c. Kalimat Medial Kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku maupun sebagai penderita. Contoh : Aku menyemangati diriku.
d. Kalimat Respiokal Kalimat yang subjek dan objeknya melakukan suatu perbuatan yang berbalas-balasan.
Contoh : Pengendara dijalan harus saling menghormati pengendara lainnya.
5. Menurut Ada atau Tidaknya Unsur Negatif pada Frasa Verba Utama
a. Kalimat Afirmatif (pengesahan) Kalimat yang pada frase verbal utamanya tidak terdapat unsur negatif atau penyangkalan.
Contoh : Tukang pos mengirim surat dan barang.
b. Kalimat Negatif Kalimat yang pada frase verbal utamanya terdapat unsur negatif atau penyangkalan.
Contoh : Saya tidak buang air besar pagi ini.
6. Menurut Kesederhanaan dan Kelengkapan Dasar
a. Kalimat Formata Kalimat tunggal dan sempurna yang terdiri dari hanya satu klausa bebas yang menurut kriteria formal dapat berdiri sendiri dalam bahasa tertentu, sebagai kalimat sempurna.
1) Kalimat inti adalah kalimat yang sekaligus memiliki memenuhi lima ciri,yaitu: tunggal, sempurna, pernyataan, aktif dan afirmatif.
2) Kalimat turunan adalah kalimat yang tidak memenuhi persyaratan kalimat inti.
b. Kalimat Transformat Kalimat lengkap, tetapi bukan kalimat tunggal yang mencakup kalimat bersusun dan kalimat majemuk. Termasuk kalimat lengkap karena memiliki satu klausa bebas, tetapi bukan merupakan bagian dari kalimat inti sebab bukan kalimat tunggal.
c. Kalimat Deformata Kalimat tunggal yang tidak sempurna.
Adapun jenisnya, meliputi:
1.Kalimat Urutan, kalimat sempurna yang mengandung konjungsi.
2.Kalimat Sampingan, kalimat tidak sempurna yang terdiri dari klausa terikat dan diturunkan dari kalimat bersusun.
3.Kalimat elips, kalimat tidak sempurna yang terjadi karen penghilangan syarat kalimat dari klausa, dan diturunkan dari kalimat tunggal.
4.Kalimat Tambahan, kalimat sempurna yang terdapat pada wacana sebagai tambahan pernyataan yang telah diucapkan.
7. Menurut Fungsi Isinya Menurut buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1998:284) fungsi kalimat dari isinya dibedakan menjadi:
a. Kalimat Berita (deklaratif) Kalimat yang digunakan oleh pembawa berita untuk menyampaikan berita kepada mitra komunikasinya.
b. Kalimat Tanya (interogratif) Kalimat yang dipakai oleh penanya untuk memperoleh informasi atau reaksi yang diharapkan dari mitra komunikasinya. Kalimat tanya yang pada akhiran diberi kata belum, bukan, dan tidak disebut kalimat embelan. Semua kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?).
c. Kalimat Perintah (imperatif) Kalimat yang digunakan untuk menyuruh atau melarang sesuatu. Kalimat perintah dibedakan menjadi:
1) Kalimat Perintah Halus.
2) Kalimat Perintah Langsung.
3) Kalimat Perintah Larangan Langsung.
4) Kalimat Perintah Larangan Halus.
5) Kalimat Perintah Permohonan.
6) Kalimat Perintah Ajakan dan Harapan.
7) Kalimat Perintah Pembiaran.
d. Kalimat Seru (eksklamatif) Kalimat yang dipakai penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, kejadian tiba-tiba dan kejadian yang memerlukan rekasi spontan. Pada akhir kalimat diberi tanda seru (!) atau tanda titik(.).
C. Kalimat Efektif Kalimat yang jelas, singkat, padat, lengkap dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Ciri-ciri kalimat efektif, yaitu:
1. Kelengkapan Menurut Sugihastuti (2000:66) mengatakan kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan kalimat tersebut. Kaliat yang efektif harus tersusun sesuai kaidah yang berlaku. Sekurang-kurangnnya kelimat memiliki unsur objek dan predikat.
2. Kesejajaran Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten (Widjono,2005:149).
3. Kehematan
4. Kepaduan
5. Kevariasian Penggunaan diksi, struktur dan gaya tanpa mengubah makna kalimat.
6. Ketepatan Pilihan Kata
7. Ketepatan Ejaan
8. Ketegasan Perlakuan menonjol untuk menekankan ide pokok.
9. Kecermatan
10. Kelogisan
D. Pola Kalimat
1. Kalimat Berpola S-P(Subjek,Predikat). Kaidah P umunya diisi verbal intransitif dan fungsi P berupa nomina, adjektiva, dan nominal.
Contohnya : - Saya mengunyah. (Saya (S), mengunyah (P))
2. Kalimat Berpola S-P-O(Subjek,Predikat,Obyek). (P) predikatnya diisi verba transitif yang memerlukan subjek dan objek.
Contohnya:- Persebaya mengalahkan Arema.(Persebaya(S), mengalahkan(P), Arema(O))
3. Kalimat Berpola S-P-Pel(Subjek,Predikat,Pelengkap).
Contohnya- Perut saya terasa mual.Perut saya(S), terasa (P), mual(Pel))
4. Kalimat Berpola S-P-K(Subjek,Predikat,Keterangan). Predikatnya memerlukan subjek dikanan dan keterangan dikiri.
Contohnya:- Ali tinggal di Ngawi.(Ali (S), tinggal (P), di Ngawi (K)).
5. Kalimat Berpola S-P-O-Pel(Subjek,Predikat,Objek,Pelengkap). Predikatnya menuntuk ada subjek disebelah kanan dan objek-pelengkap disebelah kiri.
Contohnya:- Peternak memberi makan kambingnya rumput.(Peternak (S), memberi makan (P), kambingnya (O), rumput (Pel)).
6. Kalimat Berpola S-P-O-K(Subjek,Predikat,Objek,Keterangan). Predikatnya menuntuk subjek disebelah kanan dan objek-keterangan disebelah kiri.
Contoh:- Ahmad berangkat ke kampur naik sepeda. (Ahmad (S), berangkat (P), ke kampus (O), naik sepeda (K)).

Komentar
Posting Komentar